Mengenal ABS (Anti-lock Braking System) Pada Mobil
Jakarta - Bagi kita orang awam, bagaimana reaksi kita setelah mendengar kata ABS, Apakah merupakan bentuk sixpack seorang artis korea? Pastinya bukan itu maksud dari ABS yang akan kita bahas. ABS yang saya maksud disini adalah sistem pengereman yang membantu kita untuk lebih leluasa mengendalikan mobil ketika melakukan pengereman mendadak.
Bingung? Pusing?
Mari kita bahas lebih dalam mengenai ABS (Anti-lock Braking System).
1. Apa sih ABS itu ?
Bagi para pecinta otomotif tentunya tidak lagi asing dengan yang namanya ABS, apalagi untuk mobil keluaran terbaru saat ini, rata-rata sudah memiliki teknologi ABS ini.
ABS atau Anti-lock Braking System adalah sistem pengereman pada mobil agar tidak terjadi pengucian pada roda ketika kita melakukan panic braking atau hard braking (pengereman mendadak).
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman secara mendadak atau keras sehingga salah satu bagian roda atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju dan membuat kendaraan sama sekali tidak terkendali. Ketika sensor tersebut mendeteksi adanya roda yang terkunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan kemudian mengeraskannya kembali begitu roda kembali berputar. Proses tersebut berlangsung dengan sangat cepat bahkan bisa mencapai 15 kali/detik.
Sistem ini sebenarnya sudah diterapkan untuk balapan. Tanpa adanya sistem ini bahkan pengemudi profesional juga akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan mobil jika mereka melakukan pengereman secara mendadak. Bagi kita sendiri sebagai pengemudi di jalan raya, pasti akan menghindari melakukan rem secara mendadak namun kadang ada saja keadaan dimana kita dipaksakan untuk melakukan hal tersebut terlebih lagi untuk saat ini pengemudi dijalan raya semuanya tidak memperdulikan keselamatan berkendara.
2. Komponen dari ABS
Perhatikan gambar berikut ini
Berikut adalah penjelasan dari komponen ABS itu sendiri :
A. HCU (Hydraulic Control Unit)
HCU merupakan pusat dan sumber tekanan minyak rem untuk sistem ABS. HCU sendiri terdiri dari pompa motor listrik, valve, selenoid yang semuanya bekerja berdasarkan perintah dari komputer ABS (ABS Control Module) yang artinya semua tekanan minyak rem yang keluar menuju kaliper dan wheel cylinder ini diatur dari HCU.
B. Wheel Speed Sensor
Wheel Speed Sensor ini adalah sensor-sensor yang dipasang di setiap roda mobil. Sensor-sensor ini akan membaca kecepatan masing-masing roda sehingga ABS Control Module bisa mendapatkan seluruh informasi tentang berapa kecepatan mobil secara up to date.
C. ABS Control Module
ABS Control Module ini merupakan sebuah komputer ABS yang digunakan untuk mengatur dan mengontrol kerja HCU agar tekanan minyak rem bisa tersalurkan sesuai dengan kebutuhan kendaraan berdasarkan data dan informasi dari tiap-tiap sensor. ABS Control Module ini menjadi otak yang mengoperasikan sistem ABS secara keseluruhan. Ia mengambil informasi dari sensor, kemudian mengolah data dan menghasilkan keputusan yang dieksekusi melalui HCU berupa pengaturan tekanan-tekanan minyak.
D. ABS Indicator Lamp Diagnostic
ABS Indicator Lamp Diagnostic adalah lampu indikator ABS yang terletak di panel dashboard. ABS Indicator Lamp Diagnostic ini berfungsi untuk memberikan informasi terkait kondisi sistem ABS kepada pengemudi melalui lampu indikator ABS. Jika terjadi suatu kesalahan sistem tehadap ABS, maka indikator ABS di dashboard akan menyala sehingga pengemudi bisa segera membawa mobilnya untuk pemeriksaan pada sistem ABS.
3. Cara Kerja pada Rem ABS
"Tujuan kita rem secara filosofis adalah untuk menghentikan putaran roda bukan untuk menghentikan kendaraan. Jika kita ngerem dan terkunci, setirnya mau di belokkan bagaimanapun dan rodanya sudah berhenti akan terjadi skid yang tidak bisa dikendalikan," kata Senior Instructor & Researcher of Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Adrianto Sugiarto Wiyono dalam acara workshop Defensive Riding yang diselenggarakan Hankook Tire.
Sampai detik ini pun banyak diantara pengemudi yang memahami rem sebagai penghenti laju kendaraan, padahal fungsi rem yang sebenarnya hanyalah mengurangi putaran roda. Cobalah Anda bayangkan, mengapa mobil yang melaju dengan kencang masih meluncur ketika rem sudah diinjak sedemikian dalamnya, apalagi bila dilakukan pada lintasan licin atau berpasir. Penyebab masih meluncurnya mobil setelah direm adalah gaya sentrifugal, semakin kencang laju sebuah mobil maka akan semakin besar pula gaya sentrifugal yang diterimanya ketika melakukan rem mendadak. Efeknya gaya ini memang hanya melempar mobil lurus ke depan, namun bisa anda bayangkan bagaimana jika gaya ini diterima oleh mobil dengan posisi roda depan sedang dalam keadaan miring tentunya mobil akan meluncur tidak terkendali, bahkan bisa membuat mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya tersebut maka diciptakan rem ABS, berikut adalah cara kerja rem tersebut:
Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat dan menyampaikan data kecepatan tersebut kepada kontroler. Untuk mobil berhenti secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam, akan diperlukan waktu setidaknya selama 5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan pengereman normal, tidak akan terjadi penguncian roda, lain ceritanya jika anda melakukan rem mendadak, maka roda akan terkunci, waktu yang diperlukan untuk roda terkunci kurang lebih 1 detik.
Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan secara maksimal, terkuncinya roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda terkunci maka kontroler akan menerima data dari sensor kecepatan lalu memerintahkan katup menghalangi tekanan, dengan cara mengambil katup posisi dua atau katup posisi tiga, sesuai perintah dari kontroler. Setelah putaran roda terdeteksi oleh sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup untuk mengambil posisi satu, yang membuat tekanan minyak rem kembali dan diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata sistem ABS pada mobil baru sekarang mampu melakukan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.
Dalam perkembangannya sistem ABS ternyata dianggap belum cukup, sehingga para pakar otomotif pun mengembangkan teknologi pendukungnya yang bernama EBD yang dirancang untuk memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar berhenti. EBD bekerja dengan memakai sensor yang memonitor beban pada tiap roda. Proses kerjanya, jika rem diinjak, maka komputer akan membagi tekanan ke setiap roda sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dampak dari jarak pengereman menjadi semakin pendek
0 comments:
Post a Comment